2013/02/26

TRIK-TRIK BB SUPAYA ENGGAK LEMOT

 TRIK-TRIK BB ENGGAK LEMOT

Siapa sih yang nggak kenal produk BLACKBERRY ???atau dengan singkatan BB,sebuah produk yang canggih, atau biasa disebut "smartphone", hal yang sudah biasa kita lihat dalam kehidupan sehari-hari. Bahkan terkadang produk ini bisa dianggap sebagai barang mewah "lux", dengan nama atau brand image yang berada di otak konsumen menggambarkan bahwa blackberry itu barang wahh, orang yang memilikinya terlihat seperti berkelas, yaaa walau sebenarnya bisa kita lihat faktanya orang yang memiliki produk tersebut bukan orang yang berkelas sih. betul apa betulll ?? hmmmm...hhhhaaaaa
siapa sih yang ngak tau aplikasi2 yang terdapat dalam produk tersebut, yaa BBM, tau lah ya BBM itu apa ? blackberry messenger looo, wah disitu pake PIN jika kita ingin bekawan dan chat disana, dan kerahasiaan ya lumayan terjamin, hmmmm, terjamin laa pokoknya, asal nggak dikasih kekawan, trus dibaca orang...hahahahaa....dibajak kalii yee...wkwkwkwk
 nah, langsung aja laa ya, mungkin ya saya ingin membagi ilmu aja, ya kutip2 sikit ilmu orang lain sih, tapi mencoba merangkap semua sih.... nah disini saya mau ngasih saran aja bagi para pengguna BB, itu loooo yang jarum itu, yang seperti jam, yang putar2 itu, tau lah yaa? ah masak itu nggak tau, PENDING loooo, aaah....hhhaa...nah itu gerem loo kalo keseringan benda itu keluar, ya otomatis lemot laah,awalnya kita seneng, fun, dsb, gara2 itu barang jadi gerem, gerah, sakit hati, ops asal jangan dibanting aja lah yee BB nya itu, ntar nyesal "pengalaman",hhhee.. ya udah langsung aja lah ya trik2 supaya hal itu nggak terjadi, simak yeeeee :
  1. Install aplikasi2 yang penting aja, gak usah kebanyakan aplikasi yang ngaak penting, seperti :twitter, uber, opera, screen/munched (ngefoto layar depan), leeds (lampu yang kedip2), yaa intinya install aplikasi yang PENTING, ingat yang PENTING2 aja yaaa...dan tau untuk apa fungsinyaa.. okee
  2. Batasi Group BBM loo, jagan banyak kalii groupnya bro, bising tau, hal2 yang nggak penting pun dibahas... ya gtu deh, ngerumpi, hhaa... nah itu !!! 
  3. Tutup chat BBM setelah selesai
  4. Biasakan clear log dengan cara : tekan alt + LG (2 kali) trus menu BB trus clear log.
  5. Sering2 lah hapus history setelah browsing
  6. Rajin2 lah lakukan pembersihan memory, caranya? tekan menu bb --> options -->memory cleaning--> ubah status ke enable -->menu bb -->clean now dan tunggu !!!
  7. Maksimal memory eksternal atau media card, caranya : menu bb --> options --> memory --> ganti status media card menjadi ON
  8. Oh iya yang lebih penting inii... menu bb--> options-->advanced-->host rosting table-->(pilih angka dicetak tebal) -->register now, setelah itu nanti datang pesan.. dan coba chat lagi , pending lagi enggak ? lakukan trik ini jangan tiap hari tapi 2-3 harii...OKKK!! atau dengan cara : menu bb-->options-->mobile network-->tekan menu bb lagi -->diagnostic test-->menu bb lagi-->run-->dan tunggu. setelah itu muncul pesan lagi....hheee, truss coba deh ngecat,atau kirim gambar berjalan, send gambar kalii..itu !!
  9. Coba lakuin ini : menu options lagi-->advanced-->services book--> hapus semua yang ada disitu kecuali provisioning (provisioning) dan  provisioning (OTSL) setelah itu restart bb. setalah itu coba ngechat masih pending nggak ?
  10. Nah, kalau masih pending mungkin masalah jaringan juga kalii, ato bisa jadi bb anda bermasalah, cek aja ke pusat centre bb yang anda didaerah masing2, slesei...makasii.

SEMOGA BERMANFAAT !!

2013/02/24

Paper


DATA, VARIABEL, SKALA dan HIPOTESIS
A.   Data
( Data, M. Iqbal Hasan,2002 : 82-88 )
Data adalah bentuk jamak dari datum. Data merupakan keterangan-keterangan tentang suatu hal , dapat berupa sesuatu yang diketahui atau yang dianggap atau anggapan. Atau suatu fakta yang digambarkan lewat angka , simbol, kode, dan lain-lain.
Data perlu dikelompok-kelompokkan terlebih dahulu, sebelum dipakai dalam proses analisis. Pengelompokan data disesuaikan dengan karakteristik yang menyertainya.
1.      Pengelompokkan Data Menurut Sumber Pengambilannya
Berdasarkan sumber pengambilannya, data dibedakan atas dua, yaitu sebagai berikut :
a.       Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan langsung dilapangan oleh orang yang melakukan penelitian atau yang bersangkutan yang memerlukannya. Data primer ini, disebut juga data asli atau data baru.
b.      Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh orang yang melakukan penelitian dari sumber-sumber yang telah ada. Data ini , biasanya diperoleh dari perpustakaan atau dari laporan-laporan peneliti terdahulu. Data sekunder disebut juga data tersedia.
2.      Pengelompokkan Data Menurut Waktu Pengumpulannya
Berdasarkan waktu pengumpulannya , data dibedakan atas dua, yaitu sebagai berikut :
a.       Data Berkala (time series )
Data berkala adalah data yang terkumpul dari waktu ke waktu untuk memberikan gambaran perkembangan suatu kegiatan atau keadaan.
b.      Data Lintang (cross section)
Data kerat lintang adalah data yang terkumpul pada suatu waktu untuk memberikan gambaran perkembangan suatu kegiatan atau keadaan.



3.      Pengelompokan Data Menurut Sifatnya
Berdasarkan sifatnya , data dibedakan atas dua, yaitu sebagai berikut :
a.       Data Kualitatif
Data kualitatif adalah data yang tidak berbentuk bilangan.
b.      Data Nominal
Data kuantitatif adalah data yang berbentuk bilangan.
4.      Pengelompokkan Data Menurut Tingkat Pengukurannya
Berdasar tingkat pengukurannya (skalanya), data dibedakan atas empat, yaitu sebagai berikut :
a.       Data Nominal
Data nominal adalah data yang berasal dari pengelompokan peristiwa berdasarkan kategori tertentu, yang perbedaannya hanyalah menunjukkan perbedaan kualitatif.
b.      Data Ordinal
Data ordinal adalah data yang berasal dari obyek atau kategori yang disusun menurut besarnya , dari tingkat terendah ketingkat tertinggi atau sebaliknya dengan jarak atau rentang yang tidak harus sama.
c.       Data Interval
Data interval adalah data yang berasal dari obyek atau kategori yang diurutkan berdasarkan suatu atribut tertentu, dimana jarak antara tiap obyek atau kategori adalah sama . Pada data ini, tidak terdapat angka nol mutlak.
d.      Data Rasio
Data rasio adalah data yang menghimpun semua ciri dari data nominal, data interval dan dilengkapi titik nol absolut dengan makna empiris. Angka pada data ini, menunjukkan ukuran yang sebenarnya dari obyek / kategori yang diukur.
Pengumpulan data
Pengumpulan data adalah pencatatan peristiwa-peristiwa atau hal-hal atau keterangan-keterangan atau karakteristik-karakteristik sebagian atau seluruh elemen populasi yang akan menunjang atau mendukung penelitian.
Pengumpulan data dapat dilakukan dengan menggunakan teknik-teknik tertentu seperti berikut : (berdasarkan caranya)

1.      Angket (kuesioner)
Angket adalah teknik pengumpulan data dengan menyerahkan atau mengirimkan daftar pertanyaan untuk diisi oleh responden. Responden adalah orang memberikan tanggapan (respons) atas-atau, menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan.
2.      Wawancara (interview)
Wawancara adalah teknik pengumpulan data dengan mengajukian pertanyaan langsung oleh pewawancara kepada responden, dan jawaban-jawaban responden dicatat atau direkam.
3.      Observasi
Observasi adalah pemilihan , pengubahan , pencatatan, dan pengodean serangkaian perilaku dan suasana yang berkenaan dengan organisasi itu, sesuai dengan tujuan empiris.
4.      Studi Dokumentasi
Studi dokumentasi adalah teknik pengumpulan data yang tidak langsung ditujukan pada subyek penelitian , namun melalui dokumen.
5.      Analisis Data
Analisis isi adalah studi tentang arti verbal. Analisis ini digunakan untuk memperoleh keterangan dari isiyang disampaikan dalam bentuk lambang. Seperti , surat kabar, buku, puisi lagu, cerita rakyat, dll)
(Data, J. Supranto, 1997 : 1-4)
Menurut Websters New World Dictionary , data adalah things known or asumsed, yang berarti bahwa data itu sesuatu yang diketahui atau dianggap. Diketahui, artinya yang sudah terjadi merupakan fakta (bukti).
Pada dasarnya kegunaan data (setelah diolah dan dianalisis ) ialah sebagai dasar yang objektif di dalam proses pembuatan keputusan-keputusan atau kebijaksanaan-kebijaksanaan dalam rangka untuk memecahkan persoalan oleh pengambil keputusan.
Data yang baik ialah data yang bisa dipercaya kebenarannya (reliable), tepat waktu, dan mencakup ruang lingkup yang luas atau bisa memberikan gambaran tentang suatu masalah secara menyeluruh (relevant).
Kegunaan data ialah :
1.      Untuk mengetahui atau memperoleh gambaran tentang sesuatu keadaan atau persoalan.
2.      Untuk membuat keputusan atau memecahkan masalah.
(Data, Zanbar Soleh, 2005 : 6 )
Beberapa syarat untuk memperoleh data dengan kriteria “ baik ” ,
1.      Data harus objektif , maksudnya data yang dikumpulkan harus sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.
2.      Data harus representatif, artinya data yang dikumpulkan harus mewakili objek yang diamati.
3.      Data memiliki standard error yang kecil sehingga memilih tingkat ketelitian yang tinggi.
4.      Data harus relevan , yakni data yang dikumpulkan harus memiliki hubungan atau keterkaitan dengan masalah yang akan diselesaikan.
(Data , Kuswaya Wihardit, dkk ,1997 : 29-30)
Ada beberapa hal yang perlu dijelaskan oleh seorang peneliti dalam proposal penelitiannya , perihal rencana analisis data ini, yaitu :
1.       Proses pengolahan data
Dalam hal ini peneliti menjelaskan bagaimana ia akan mengelola data yang terkumpul. Misalnya ia menjelaskan bahwa kuesioner yang masuk akan dipilah-pilah menurut kode yang serumpun. Kemudian data mentah dari kuesioner akan ditabulasikan secara manual. Hasil tabulasi ini kemudian dimasukkan (data entry) ke disket, yang selanjutnya data ini siap untuk dianalisis dengan komputer (SPSS).
2.      Alat analisis data
Dalam hal ini peneliti menjelaskan alat analisis apa yang akan digunakan dan mengapa alat tersebut digunakan. Misalnya, peneliti menjelaskan bahwa data yang terkumpul akan dianalisis menggunakan statistik korelasi “product moment’. Alat statistik ini digunakan sebab penelitian ini berusaha menjelaskan hubungan korelasional antara variabel A dan variabel B dan jenis data yang dianalisis keduanya adalah data interval.
3.      Proses analisa data
Bila analisis disebutkan , maka peneliti perlu menjelaskan bagaimana proses analisis data akan dilaksanakan. Misalnya peneliti menjelaskan pertama-tama data yang m,asuk akan dibersihkan terlebih dahulu.
4.      Penarikan kesimpulan
Peneliti juga perlu menjelaskan bagaimana temuan penelitiannya akan ditafsirkan dan kesimpulan akan ditarik.
(Data, suciati, dkk, 1997 : 8-18)
Teknik Pengumpulan Data
1.      Kesesuaian Tempat dengan Metode Pengumpulan Data
Tempat pengumpulan data yang pertama dapat dilakukan di “perpustakaan”, pengumpulan data ini lebih bersifat menganalisis berbagai dokumen, data yang dihasilkan instansi lain, dan sebagainya. Yang kedua , pengumpulan data dapat dilakukan dilapangan, dimana peneliti harus melakukan wawancara, observasi, membagi dan mengumpulkan kuesioner, dsb. Dan yang ketiga , pengumpulan data dilakukan dilaboratorium, misalnya dalam eksperimen tentang pengaruh suara terhadap porilaku agresif.
2.      Metode pengamatan
Kelebihan dari metode pengamatan adalah bahwa fenomena yang diteliti berlangsung dalam keadaan yang wajar(natural). Dalam melakukan pengamatan ada 4 hal yang harus dipertimbangkan agar memperoleh data secara sistematik, yaitu menentukan apa yang akan diobsevasi, kapan diobservasi, bagaimana cara merekam data, dan bagaimana data diinterpretasikan.
3.      Angket dan wawancara
Angket yang digunakan untuk pengumpulan data dapat langsung dibagikan kepada responden atau dikirimkan melalui jasa pos. Kuesioner yang dikirimkan tersebut kemudian diisi oleh responden dan dikumpulkan kembali oleh peneliti langsung dan diposkan oleh responden.
Sedanmgkan wawancara dapat dilakukan dalam suasana yang terstruktur dengan menggunakan pertanyaan yangsudah disusun  dalam urutan tertentu, dan dapat pula dala suasan bebas. Pewawancara dapat menggunakan pertanyaan tertutup atau pertanyaan terbuka sesuai dengan desain yang digunkan peneliti. Pertanyaan terbuka lebih tepat digunakan untuk menggali informasi tentang sikap (attitude) atau persepsi yang berkaitan dengan struktur kepribadian dan sosial.
4.      Triangulation
Untuk mengurangi pengaruh metode pengumpulan data tertentu, peneliti dapat menggunakan dua atau lebih metode pengumpulan data untuk mengukur variabel atau menguji suatu hipotesis. Penggunaan lebih dari satu metode inilah yang disebut triangulasi , yaitu menggunakan berbagai metode pengumpulan data untuk memperoleh kedalaman lingkup permasalahan dan sebagai check-and-recheck informasi yang diperoleh.

B.   VARIABEL
( Variabel, Erlina , 2011 :  36-40 )
Variabel adalah sesuatu yang dapat membedakan atau mengubah nilai. Nilai dapat berbeda pada waktu yang berbeda untuk obyek atau orang yang sama, atau nilai dapat berbeda dalam waktu yang sama untuk orang atau obyek yang berbeda
Secara konseptual  variabel dapat dibedakan menjadi lima bagian utama , yaitu :
1.      Variabel dependen
Variabel ini sering disebut dengan variabel terikat atau variabel tidak bebas, variabel output, kriteria atau konsekuen, dan menjadi perhatian utama dalam sebuah pengamatan. Variabel ini dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel independen.
2.      Variabel independen
Variabel independen dinamakan pula dengan variabel yang diduga sebagai sebab (presumed couse variabel) dari variabel dependen, yaitu variabel yang diduga sebagai akibat (presumed effect variabel). Variabel independen juga disebut dengan variabel yang mendahului (antecendent variable) dan variabel dependen sebagai variabel konsekuensi (consequent variable). Variabel ini sering juga disebut variabel bebas, variabel stimulus, prediktor.
3.      Variabel moderating
Variabel moderating adalah variabel yang mempunyai dampak kontijensi yang kuat pada hubungan variabel independen dan variabel dependen. Variabel moderating diidentifikasi dari penelitian-penelitian terdahulunya yang mempunyai kesimpulan hubungan kausal yang hasilnya berbeda-beda antara satu penelitian dengan penelitian lainnya.
Hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen seringkali dipengaruhi (diperkuat atau diperlemah) oleh variabel moderator.
4.      Variabel intervening
Variabel ini sering disebut juga variabel mediating, yaitu variabel yang mempengaruhi antara variabel independen dengan variabel dependen sehingga menjadi hubungan tidak langsnung. Variabel intervening adalah variabel yang terletak diantara variabel independen dan variabel dependen.

5.      Variabel ektrani (extraneous variable)
Variabel ekstrani (extraneous variable) adalah variabel yang dapat mempengaruhi hubungan kausal antara variabel independen dengan variabel dependen. Variabel ini variabel yang diharapkan (undesirable) karena variabel ini akan menambah kesalahan dalam eksperimen atau penelitian yang dilakukan. Tujuan utama dari desain penelitian adalah menguarangi atau mengontrol pengaruh dari variabel ini sebanyak mungkin.
(Variabel, M. Iqbal Hasan, 2002 : 17)
Variabel adalah konstruk yang sifat-sifatnya sudah diberi nilai-nilai dalam bentuk bilangan, atau konsep yang mempunyai dua nilai atau lebih pada suatu kontinum. Nilai suatu variabel dapat dinyatakan dengan angka atau kata-kata. Contoh : umur, kepadatan penduduk, jenis kelamin, produksi.
( Variabel, Kuswaya Wihardit, 1997 : 18-21)
Variabel yang terdapat dalam penelitian :
1.      Variabel Independen (VAIN)
VAIN atau variabel penetu adalah variabel stimulus atau input, yang kita gunakan untuk memprediksikan variabel dependen. Ini faktor yang diukur , dimanipulasikan atau dipilih oleh peneliti untuk menentukan adanya hubungan dengan fenomena yang diamati. Variabel independen berfungsi menerangkan hasil yang terjadi pada variabel dependen.
2.      Variabel Dependen (VADE)
VADE adalah variabel terikat atau variabel respon atau output. VADE adalah aspek yang diamati dan akan kita ukur sebagai suatu hasil dari dimanipulasikannya atau distimulasinya VAIN. VADE adalah faktor yang diobservasi dan diukur untuk menentukan pengaruh dari VAIN.
3.      Variabel Moderator (VAMO)
Variabel moderator adalah variabel perentara.
4.      Variabel Kontrol (VAKON)
VAKON adalah faktor-faktor yang dikontrol oleh peneliti untuk membuang atau menetralisir pengaruh yang mungkin terjadi pada fenomena yang diamati, yang dalam hal ini adalah hubungan antara VAIN dan VADE.
5.      Variabel Intervening (VANING)
Secara teoritis VANING adalah variabel yang ikut mempengaruhi VADE, tetapi tidak secara nyata kelihatan , tidak dapat diukur atau dimanipulasi.
( Variabel, Sumadi Suryabrata, 2003 : 25-29)
Identifikasi, Klasifikasi, dan Pemberian Definisi Variabel-Variabel
a.       Mengidentifikasi Variabel
Istilah variabel dapat diartikan bermacam-macam. Dalam tulisan ini variabel diartikan sebagai segala sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan penelitian. Sering pula dinyatakan variabel penelitian itu sebagai faktor-faktor yang berperanan dalam peristiwa atau gejala yang akan diteliti. Apa yang merupakan variabel dalam sesuatu penelitian ditentukan oleh landasan teoritisnya, dan ditegaskan oleh hipotesis penelitiannya. Kecakapan mengidentifikasi variabel penelitian adalah keterampilan yang berkembang karena latihan dan pengalaman. Kecuali dengan melakukan penelitian, keterampilan, ini juga dapat dikembangkan melalui kegiatan-kegiatan seminar usaha penelitian.
b.      Klasifikasi Variabel
Variabel-variabel yang telah diidentifikasi perlu diklasifikasikan, sesuai dengan jenis dan peranannya dalam penelitian. Klasifikasi ini sangat perlu untuk penentuan alat pengambilan data apa yang akan digunakan dan metode analisis mana yang sesuai untuk diterapkan.
Menurut fungsinya didalampenelitian, orang sering membedakan anatara variabel , tergantung disatu pihak dan variabel-variabel bebas, kendali, moderator, dan rambang dilain pihak. Pembedaan ini didasarkan atas pola pemikiran hubungan sebab akibat.
Dalam mengklasifikasikan variabel menurut peranannya dalam penelitian ini biasanya orang memulai dengan mengidentifikasi variabel tergantungnya.
c.       Merumuskan Definisi Operasional Variabel-Variabel
Definisi operasioanal adalah definisi yang didasarkan atas sifat-sifat yang didefinisikan yang dapat diamati (diobservasi). Konsep dapat diamati atau diobservasi ini penting, karena hal yang dapat diamati itu membuka kemungkinan bagi orang lain selalin peneliti.



( Variabel, R.D. Mason, dan D.A. lind, alih bahasa oleh Ellen G. Sitompul dkk, 1996 : 11-12)
Ada dua tipe dasar data : (1) data yang diperoleh dari populasi kualitatif dan (2) data yang diperoleh dari populasi kuantitatif. Jika karakteristik tertentu atau variabel yang akan dipelajari bukan angka (numerik), maka disebut Variabel Kualitatif atau Atribut. Contoh, jenis kelamin, agama, tipe kendaraan, negara asal, dan warna mata. Bila data yang akan dipelajari kualitatif , kita biasanya tertarik pada beberapa banyak atau berapa proporsi yang masuk pada setiap kategori, misalnya berapa persen dari populasi yang  bermata biru?.
Jika variabel yang akan dipelajari dapat disajikan dalam bentuk angka, variabel tersebut disebut Variabel Kuantitatif, dan populasinya disebut populasi kuantitatif. Contoh variabel kuantitatif adalah perimbangan pada rekening koran anda, umur direktur perusahaan, daya tahan accu mobil, dll.  Variabel kuantitatif ada yang diskrit dan kontinu. Variabel Diskrit hanya dapat mempunyai nilai-nilai tertentu dan biasanya ada “jarak” diantara nilai-nilainya. Contoh, banyaknya kamar tidur disebuah rumah (1,2,3,4 dan seterusnya), banyaknya kendaraan yang tiba disuatu pintu pembayaran tol semarang, selama satu jam (16,19,30, dan seterusnya). Dan pengamatan dari suatu Variabel Kontinu dapat mengambil sembarang nilai pada suatu selang tertentu. Contoh-contoh variabel kontinu adalah tekanan udara pada ban dan berat pengapalan padi (yang mana tergantung pada ketelitian skala, mungkin 15,0 ton, 15, 01 ton, dan seterusnya). Ciri utamanya variabel kontinu hasil dari mengukur sesuatu.
( Variabel, Paham Ginting, Syafrizal Helmi S. 2008 . 97)
Variabel adalah sesuatu yang dapat membedakan atau mengubah variasi pada nilai. Nilai dapat berbeda pada waktu yang berbeda untuk obyek atau orang yang sama, atau nilai dapat berbeda dalam waktu yang sama untuk obyek atau orang yang berbeda.
C.   SKALA
( Skala, M. Iqbal Hasan, 2002 : 20)
Pengukuran adalah penggunaan aturan untuk menetapkan bilangan pada obyek atau peristiwa.
(halaman 26-27)
Pengukuran adalah usaha untuk memberikan nomor pada benda-benda atau peristiwa-peristiwa menurut suatu aturan tertentu. Jadi, pengukuran pada dasarnya merupakan penggambaran suatu hubungan.
Skala pengukuran dapat dibedakan atas empat macam , yaitu sebagai berikut.
a.       Skala Nominal
Yaitu skala yang diberikan pada obyek atau ketegori yang tidak menggambarkan kedudukan obyek atau kategori tersebut terhadap obyek atau kategori lainnya tetapi hanya sekedar label atau kode saja. Skala ini hanya mengelompokkan obyek/kategori ke dalam kelompok tertentu.
Skala ini mempunyai 2 ciri, yaitu sebagai berikut.
·        Kategori data bersifat saling lepas (satu obyek hanya masuk pada satu kelompok saja)
·        Kategori data tidak disusun secara logis.
Contoh : jenis kelamin manusia 1 untuk pria, dan 0 untuk wanita.
b.      Skala Ordinal
Yaitu skala dimana oenomoran obyek / kategori disusun menurut besarnya yaitu dari tingkat terendah ketingkat tertinggi atau sebaliknya dengan jarak rentang yang tidak harus sama. Skala ini, memiliki ciri seperti pada ciri skala nominal ditambah dengan kategori data dapat disusun berdasarkan urutan logis dan sesuai dengan besarnya karakteristik yang dimiliki.
Contoh: merubah nilai ujian ke nilai prestasi, yaitu :
·        Nilai dari 80 – 100 adalah A,
·        Nilai dari 65 – 79 adalah B,
·        Nilai dari 55 – 64 adalah C,
·        Nilai dari 45 – 54 adalah D,
·        Nilai dari 0 – 43 adalah E.
c.       Skala Interval
Yaitu skala dimana obyek / kategori dapat diurutkan berdasarkan suatu atribut yang memberikan informasi, tentang interval antara tiap obyek / kategori sama. Besarnya interval dapat ditambah atau dikurangi.
Skala ini, meiliki ciri yang sama dengan ciri skala ordinal ditambah satu ciri lagi, yaitu urutan kategori data mempunyai jarak yang sama. Pada skala ini, yang dijumlahkan bukanlah kuantitas atau besaran, melainkan interval dan tidak terdapat titik nol absolut.
d.      Skala Rasio
Yaitu skala yang memiliki sifat-sifat skala nominal, skala ordinal, dan skala interval, dilengkapi dengan titik nol absolut dengan makna empiris. Karena terdapat angka nol, maka pada skala ini dapat dibuat perkalian atau pembagian. Angka pada skala menunjukkan ukuran yang sebenarnya dari obyek / kategori yang diukur.
(Skala, M. Iqbal Hasan, 2002 :70)
Skala pengukuran merupakan kesepakatan yang digunakan sebagai acuan untuk menentukan panjang pendekmya interval yang ada dalam alat ukur, alat ukur tersebut dugunakan dalam pengukuran akan menghasilkan data kuantitatif (sugiyono, 2001 :84)
(Skala, Sugiyono, 1999, 86 - 92 )
Para ahli sosial membedakan dua tipe skala menurut fenomena sosial yang diukur yaitu :
1.      Skala pengukuran untuk mengukur perilaku sosial dan kepribadian
2.      Skala pengukuran mengukur berbagai aspek budaya lain dan lingkungan sosial.
Berbagai skala yang dapat digunakan untuk penelitian bisnis antara lain :
1.      Skala Likert
skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dalam penelitian sosial ini telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti, yang selanjutnya disebut sebagai variabel penelitian.
dengan skala likert, maka variabel yang diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan dan pertanyaan.
2.       Skala Guttman
Skala pengukuran dengan tipe ini, akan didapat jawaban yang tegas, yaitu “ya-tidak”, “benar-salah”, “pernah-tidak pernah”, “positif-negatif”, dan lain-lain.
3.      Semantic Deferential
Skala pengukuran yang berbentuk semantic deferential dikembangkan oleh osgood. Skala ini juga digunakan untuk mengukur sikap, hanya bentuknya tiada pilihan ganda maupun cheklist, tetapi tersusun dalam satu garis kontinum yang jawabannya sangat positifnya terletak dibairin kanan garis, dan jawabannya yang sangat negatif terletak dibagian kiri garis atau sebaliknya. Data yang diperoleh adalah data interval, dan biasanya skala ini digunakan untuk mengukur sikap / karakteristik tertentu yang dipunyai oleh seseorang.
4.      Rating Scale
Dari tiga skala pengukuran seperti yang telah dikemukakan, data yang diperoleh semuanya adalah data kualitatif yang kemudian dikuantitatifkan. Tetapi dengan rating scale data mentah yang diperoleh berupa angka kemudian ditafsirkan dalam pengertian kualitatif. Rating Scale lebih fleksibel, tidak terbatas untuk pengukuran sikap saja tetapi untuk mengukur persepsi responden terhadap fenomena lainnya, seperti skala untuk mengukur status sosial ekonomi, kelembagaan, pengetahuan, kemampuan, proses kegiatan dan lain-lain.
(Skala, Erlina, 2011, 48 – 49)
Pengukuran merupakan suatu proses pemberian angka atau simbol pada karakteristik atau property sesuai dengan aturan atau prosedur yang telah ditetapkan. Pengukuran variabel menggunakan skala. Masing-masing skala mempunyai karakteristik yang berbeda, yang satu lebih lengkap dari yang lain. Berikut ini karakteristik skala pengukuran :
1.      Menunjukkan perbedaan tingkatan, yang satu lebih tinggi atau lebih rendah dari yang lain.
2.      Menunjukkan jarak perbedaan, kategori yang satu mempunyai perbedaan perbedaan jarak yang sama dengan kategori yang lain.
3.      Menunjukkan perbandingan, kategori yang satu bisa dibandingkan dengan yang lain.
(Skala, J. Supranto, 1997, 110)
Pengukuran ialah pemberian angka / nilai pada atribut suatu elemen. Elemen ialah sesuatu yang menjadi objek penelitian, misalnya orang (pelanggan, karyawan, petani, dll), barang (mobil, televisi, sabun cuci ), unit organisi (perusahaan, departemen, restoran,dll). Atribut atau karakteristik ialah ciri, sifat, atau hal-hal yang dimiliki elemen (semua keterangan mengenai elemen), misalnya nasabah bank, atributnya : harga, besarnya CC, penggunaan bahan bakar untuk menempuh jarak tertentu ; perusahaan, atributnya jumlah modal, hasil penjualan, jumlah laba.

D.   HIPOTESIS
( Hipotesis, M. Iqbal Hasan, 2002, 50-51 )
Hipotesis adalah jawaban yang bersifat sementara terhadap masalah penelitian yang kebenarannya masih lemah, sehingga harus diuji secara empiris  (hipotesis berasal dari kata “hypo” yang berarti dibawah dan “thesa” yang berarti kebenaran).
Hipotesis adalah proposisi yang masih bersifat sementara dan masih harus diuji kebenarannya. Proposisi adalah pernyataan tentang suatu konsep.
Ciri-Ciri Hipotesis yang Baik
Suatu hipotesis dianggap baik, apabila memenuhi beberapa kriteria sebagai berikut
1.      Hipotesis harus menyatakan hubungan
2.      Hipotesis harus sesuai fakta
3.      Hipotesis harus sesuai dengan ilmu, serta sesuai dan tumbuh dengan ilmu pengetahuan
4.      Hipotesis harus dapat diuji
5.      Hipotesis harus sederhana
6.      Hipotesis harus dapat menerangkan fakta
Pendapat lain, mengatakan bahwa sebuah hipotesis penelitian dikatakan baik apabila memiliki ciri-ciri seperti berikut.
1.      Mempunyai rujukan empiris
2.      Bersifat spesifik
3.      Dapat dihubungkan dengan teknik penelitian yang ada
4.      Berkaitan dengan teori.
(Hipotesis, Erlina, 2011, 41-42)
Hipotesis adalah proposisi yang dirumuskan dengan maksud untuk diuji secara empiris. Proposisi merupakan ungkapan atau pernyataan yang dapat dipercaya, disangkal atau diuji kebenarannya mengenai konsep atau konstruk yang menjelaskan atau memprediksi fenomena-fenomena. Dengan demikian hipotesis merupakan penjelasan sementara tentang perilaku, fenomena atau keadaan tertentu yang telah terjadi atau akan terjadi.

Fungsi Hipotesis
Hipotesis menyatakan hubungan yang diduga secara logis antara dua variabel atau lebih dalam rumusan proposisi yang dapat diuji secara empiris. Hipotesis dalam penelitian kuantitatif mempunyai tujuan sebagai berikut :
·        Menjelaskan masalah penelitian dan pemecahannya secara rasional
·        Menyatakan variabel-variabel penelitian
·        Sebagai pedoman untuk memilih metode pengujian data
·        Menjadi dasar untuk membuat kesimpulan.
( Hipotesis, R.D. Mason, dan D.A. lind, alih bahasa oleh Ellen G. Sitompul dkk, 1996 : 371-378)
Hipotesis adalah suatu pernyataan mengenai nilai suatu parameter populasi yang dikembangkan untuk maksud pengujian.
Ada suatu prosedur yang terdiri dari lima langkah yang membuat pengujian hipotesis menjadi lebih sistematis, yaitu :
1.      Rumuskan Hipotesis Nol dan Hipotesis Alternatif
Hipotesis nol adalah suatu pernyataan mengenai nilai parameter populasi, sedangkan hipotesis alternatif adalah suatu pernyataan yang diterima jika data sampel memberikan bahwa hipotesis nol adalah salah.
2.      Pilih Suatu Taraf Nyata
Merupakan probabililitas menolak hipotesis nol bilamana hipotesis nol tersebut adalah benar.
3.      Tentukan uji statistik
Uji statistik merupakan suatu nilai, ditentukan berdasar informasi dari sampel, yang digunakan untuk menentukan apakah akan menerima atau menolak hipotesis.
4.      Buat aturan pengambilan keputusan
Aturan pengambilan keputusan merupakan pernyataan mengenai kondisi dimana hipotesis nol ditolak dan kondisi dumana hipotesis nol tidak ditolak.
5.      Ambillah sampel, ambil keputusan


(Hipotesis, Sugiyono, 1999, 51)
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, oleh karena itu rumusan masalah penelitian biasanya disusun dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang di berikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data
(Hipotesis, Sugiyono, 1999, 54-58)
Terdapat dua macam hipotesis penelitian yaitu hipotesis kerja dan hipotesis nol. Hipotesis kerja dinyatakan dalam kalimat positif dan hipotesis nol dinyatakan dalam kalimat negatif.
Bentuk-Bentuk Hipotesis
a.       Hipotesis Deskriptif
Hipotesis deskriptif merupakan jawaban sementara terhadap masalah deskriptif, yaitu berkenaan dengan variabel mandiri.
b.      Hipotesis Komparatif
Hipotesis Komparatif merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah komparatif. Pada rumusan ini variabelnya sama tetapi populasi atau sampelnya yang berbeda, atau keadaan itu terjadi pada waktu yang berbeda.
c.       Hipotesis Asosiatif
Hipotesis Asosiatif adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah asosiatif, yaitu yang menanyakan hubungan antaradua variabel atau lebih.
(Hipotesis, Sugiyono, 1999, 60)
Karakteristik Hipotesis yang Baik
a.       Merupakan dugaan terhadap keadaan variabel mandiri, perbandingan keadaan variabel pada berbagai sampel, dan merupakan dugaan tentang hubungan antara dua variabel atau lebih. Pada umumnya hipotesis deskriptif tidak dirumuskan.
b.      Dinyatakan dalam kalimat yang jelas, sehingga tidak menimbulkan berbagai penafsiran.
c.       Dapat diuji dengan data yang dikumpulkan dengan metode-metode ilmiah.


( Hipotesis, Paham Ginting, Syafrizal Helmi S. , 2008 , 99-100 )
Hipotesis adalah kesimpulan yang diperoleh dari penyusunan kerangka pikiran, berupa proporsi dedukasi. Merumuskan hipotesis berarti membentuk proposisi yang sesuai dengan kemungkinan-kemungkinannya serta tingkat-tingkat kebenarannya.
Beberapa syarat logika yang harus tergantung dalam hipotesis itu antara lain :
1.      Dapat menjelaskan kenyataan yang menjadi masalah dan dasar hipotesis itu
2.      Mengandung sesuatu yang mungkin
3.      Dapat mencari hubungan kausal dengan argumentasi yang tepat
4.      Dapat diuji kebenarannya maupun kesalahannya.