DATA, VARIABEL, SKALA dan HIPOTESIS
A.
Data
(
Data, M. Iqbal Hasan,2002 : 82-88 )
Data adalah bentuk
jamak dari datum. Data merupakan keterangan-keterangan tentang suatu hal ,
dapat berupa sesuatu yang diketahui atau yang dianggap atau anggapan. Atau
suatu fakta yang digambarkan lewat angka , simbol, kode, dan lain-lain.
Data perlu
dikelompok-kelompokkan terlebih dahulu, sebelum dipakai dalam proses analisis.
Pengelompokan data disesuaikan dengan karakteristik yang menyertainya.
1. Pengelompokkan
Data Menurut Sumber Pengambilannya
Berdasarkan
sumber pengambilannya, data dibedakan atas dua, yaitu sebagai berikut :
a. Data
Primer
Data primer adalah data yang diperoleh
atau dikumpulkan langsung dilapangan oleh orang yang melakukan penelitian atau
yang bersangkutan yang memerlukannya. Data primer ini, disebut juga data asli
atau data baru.
b. Data
Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh
atau dikumpulkan oleh orang yang melakukan penelitian dari sumber-sumber yang
telah ada. Data ini , biasanya diperoleh dari perpustakaan atau dari
laporan-laporan peneliti terdahulu. Data sekunder disebut juga data tersedia.
2. Pengelompokkan
Data Menurut Waktu Pengumpulannya
Berdasarkan waktu pengumpulannya , data
dibedakan atas dua, yaitu sebagai berikut :
a. Data
Berkala (time series )
Data berkala adalah data yang terkumpul
dari waktu ke waktu untuk memberikan gambaran perkembangan suatu kegiatan atau
keadaan.
b. Data
Lintang (cross section)
Data kerat lintang adalah data yang
terkumpul pada suatu waktu untuk memberikan gambaran perkembangan suatu
kegiatan atau keadaan.
3. Pengelompokan
Data Menurut Sifatnya
Berdasarkan sifatnya , data dibedakan
atas dua, yaitu sebagai berikut :
a. Data
Kualitatif
Data kualitatif adalah data yang tidak
berbentuk bilangan.
b. Data
Nominal
Data kuantitatif adalah data yang
berbentuk bilangan.
4. Pengelompokkan
Data Menurut Tingkat Pengukurannya
Berdasar tingkat pengukurannya
(skalanya), data dibedakan atas empat, yaitu sebagai berikut :
a.
Data Nominal
Data
nominal adalah data yang berasal dari pengelompokan peristiwa berdasarkan
kategori tertentu, yang perbedaannya hanyalah menunjukkan perbedaan kualitatif.
b.
Data Ordinal
Data
ordinal adalah data yang berasal dari obyek atau kategori yang disusun menurut
besarnya , dari tingkat terendah ketingkat tertinggi atau sebaliknya dengan
jarak atau rentang yang tidak harus sama.
c.
Data Interval
Data
interval adalah data yang berasal dari obyek atau kategori yang diurutkan
berdasarkan suatu atribut tertentu, dimana jarak antara tiap obyek atau
kategori adalah sama . Pada data ini, tidak terdapat angka nol mutlak.
d.
Data Rasio
Data
rasio adalah data yang menghimpun semua ciri dari data nominal, data interval
dan dilengkapi titik nol absolut dengan makna empiris. Angka pada data ini,
menunjukkan ukuran yang sebenarnya dari obyek / kategori yang diukur.
Pengumpulan data
Pengumpulan data adalah
pencatatan peristiwa-peristiwa atau hal-hal atau keterangan-keterangan atau
karakteristik-karakteristik sebagian atau seluruh elemen populasi yang akan
menunjang atau mendukung penelitian.
Pengumpulan data dapat
dilakukan dengan menggunakan teknik-teknik tertentu seperti berikut :
(berdasarkan caranya)
1. Angket
(kuesioner)
Angket adalah teknik pengumpulan data
dengan menyerahkan atau mengirimkan daftar pertanyaan untuk diisi oleh
responden. Responden adalah orang memberikan tanggapan (respons) atas-atau,
menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan.
2. Wawancara
(interview)
Wawancara adalah teknik pengumpulan data
dengan mengajukian pertanyaan langsung oleh pewawancara kepada responden, dan
jawaban-jawaban responden dicatat atau direkam.
3. Observasi
Observasi adalah pemilihan , pengubahan
, pencatatan, dan pengodean serangkaian perilaku dan suasana yang berkenaan
dengan organisasi itu, sesuai dengan tujuan empiris.
4. Studi
Dokumentasi
Studi dokumentasi adalah teknik
pengumpulan data yang tidak langsung ditujukan pada subyek penelitian , namun
melalui dokumen.
5. Analisis
Data
Analisis isi adalah studi tentang arti verbal.
Analisis ini digunakan untuk memperoleh keterangan dari isiyang disampaikan
dalam bentuk lambang. Seperti , surat kabar, buku, puisi lagu, cerita rakyat,
dll)
(Data,
J. Supranto, 1997 : 1-4)
Menurut Websters New World Dictionary , data
adalah things known or asumsed, yang
berarti bahwa data itu sesuatu yang diketahui atau dianggap. Diketahui, artinya
yang sudah terjadi merupakan fakta (bukti).
Pada dasarnya kegunaan
data (setelah diolah dan dianalisis ) ialah sebagai dasar yang objektif di
dalam proses pembuatan keputusan-keputusan atau kebijaksanaan-kebijaksanaan
dalam rangka untuk memecahkan persoalan oleh pengambil keputusan.
Data yang baik ialah
data yang bisa dipercaya kebenarannya (reliable),
tepat waktu, dan mencakup ruang lingkup yang luas atau bisa memberikan gambaran
tentang suatu masalah secara menyeluruh (relevant).
Kegunaan data ialah :
1. Untuk
mengetahui atau memperoleh gambaran tentang sesuatu keadaan atau persoalan.
2. Untuk
membuat keputusan atau memecahkan masalah.
(Data,
Zanbar Soleh, 2005 : 6 )
Beberapa syarat untuk
memperoleh data dengan kriteria “ baik ” ,
1. Data
harus objektif , maksudnya data yang dikumpulkan harus sesuai dengan keadaan
yang sebenarnya.
2. Data
harus representatif, artinya data yang dikumpulkan harus mewakili objek yang
diamati.
3. Data
memiliki standard error yang kecil sehingga memilih tingkat ketelitian yang
tinggi.
4. Data
harus relevan , yakni data yang dikumpulkan harus memiliki hubungan atau
keterkaitan dengan masalah yang akan diselesaikan.
(Data
, Kuswaya Wihardit, dkk ,1997 : 29-30)
Ada beberapa hal yang
perlu dijelaskan oleh seorang peneliti dalam proposal penelitiannya , perihal
rencana analisis data ini, yaitu :
1. Proses pengolahan data
Dalam hal ini peneliti menjelaskan
bagaimana ia akan mengelola data yang terkumpul. Misalnya ia menjelaskan bahwa
kuesioner yang masuk akan dipilah-pilah menurut kode yang serumpun. Kemudian
data mentah dari kuesioner akan ditabulasikan secara manual. Hasil tabulasi ini
kemudian dimasukkan (data entry) ke disket, yang selanjutnya data ini siap
untuk dianalisis dengan komputer (SPSS).
2. Alat
analisis data
Dalam hal ini peneliti menjelaskan alat
analisis apa yang akan digunakan dan mengapa alat tersebut digunakan. Misalnya,
peneliti menjelaskan bahwa data yang terkumpul akan dianalisis menggunakan
statistik korelasi “product moment’. Alat statistik ini digunakan sebab penelitian
ini berusaha menjelaskan hubungan korelasional antara variabel A dan variabel B
dan jenis data yang dianalisis keduanya adalah data interval.
3. Proses
analisa data
Bila analisis disebutkan , maka peneliti
perlu menjelaskan bagaimana proses analisis data akan dilaksanakan. Misalnya
peneliti menjelaskan pertama-tama data yang m,asuk akan dibersihkan terlebih
dahulu.
4. Penarikan
kesimpulan
Peneliti juga perlu menjelaskan bagaimana temuan
penelitiannya akan ditafsirkan dan kesimpulan akan ditarik.
(Data,
suciati, dkk, 1997 : 8-18)
Teknik Pengumpulan Data
1. Kesesuaian
Tempat dengan Metode Pengumpulan Data
Tempat pengumpulan data yang pertama
dapat dilakukan di “perpustakaan”, pengumpulan data ini lebih bersifat
menganalisis berbagai dokumen, data yang dihasilkan instansi lain, dan
sebagainya. Yang kedua , pengumpulan data dapat dilakukan dilapangan, dimana
peneliti harus melakukan wawancara, observasi, membagi dan mengumpulkan
kuesioner, dsb. Dan yang ketiga , pengumpulan data dilakukan dilaboratorium,
misalnya dalam eksperimen tentang pengaruh suara terhadap porilaku agresif.
2. Metode
pengamatan
Kelebihan dari metode pengamatan adalah
bahwa fenomena yang diteliti berlangsung dalam keadaan yang wajar(natural).
Dalam melakukan pengamatan ada 4 hal yang harus dipertimbangkan agar memperoleh
data secara sistematik, yaitu menentukan apa yang akan diobsevasi, kapan
diobservasi, bagaimana cara merekam data, dan bagaimana data diinterpretasikan.
3. Angket
dan wawancara
Angket yang digunakan untuk pengumpulan
data dapat langsung dibagikan kepada responden atau dikirimkan melalui jasa
pos. Kuesioner yang dikirimkan tersebut kemudian diisi oleh responden dan
dikumpulkan kembali oleh peneliti langsung dan diposkan oleh responden.
Sedanmgkan wawancara dapat dilakukan
dalam suasana yang terstruktur dengan menggunakan pertanyaan yangsudah
disusun dalam urutan tertentu, dan dapat
pula dala suasan bebas. Pewawancara dapat menggunakan pertanyaan tertutup atau
pertanyaan terbuka sesuai dengan desain yang digunkan peneliti. Pertanyaan
terbuka lebih tepat digunakan untuk menggali informasi tentang sikap (attitude)
atau persepsi yang berkaitan dengan struktur kepribadian dan sosial.
4. Triangulation
Untuk mengurangi pengaruh metode
pengumpulan data tertentu, peneliti dapat menggunakan dua atau lebih metode
pengumpulan data untuk mengukur variabel atau menguji suatu hipotesis.
Penggunaan lebih dari satu metode inilah yang disebut triangulasi , yaitu menggunakan berbagai metode pengumpulan data
untuk memperoleh kedalaman lingkup permasalahan dan sebagai check-and-recheck informasi yang
diperoleh.
B.
VARIABEL
(
Variabel, Erlina , 2011 : 36-40 )
Variabel adalah sesuatu yang dapat
membedakan atau mengubah nilai. Nilai dapat berbeda pada waktu yang berbeda
untuk obyek atau orang yang sama, atau nilai dapat berbeda dalam waktu yang
sama untuk orang atau obyek yang berbeda
Secara konseptual variabel dapat dibedakan menjadi lima bagian
utama , yaitu :
1.
Variabel dependen
Variabel
ini sering disebut dengan variabel terikat atau variabel tidak bebas, variabel
output, kriteria atau konsekuen, dan menjadi perhatian utama dalam sebuah
pengamatan. Variabel ini dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel independen.
2.
Variabel independen
Variabel
independen dinamakan pula dengan variabel yang diduga sebagai sebab (presumed
couse variabel) dari variabel dependen, yaitu variabel yang diduga sebagai
akibat (presumed effect variabel). Variabel independen juga disebut dengan
variabel yang mendahului (antecendent variable) dan variabel dependen sebagai
variabel konsekuensi (consequent variable). Variabel ini sering juga disebut
variabel bebas, variabel stimulus, prediktor.
3.
Variabel moderating
Variabel
moderating adalah variabel yang mempunyai dampak kontijensi yang kuat pada
hubungan variabel independen dan variabel dependen. Variabel moderating
diidentifikasi dari penelitian-penelitian terdahulunya yang mempunyai
kesimpulan hubungan kausal yang hasilnya berbeda-beda antara satu penelitian
dengan penelitian lainnya.
Hubungan
antara variabel independen dengan variabel dependen seringkali dipengaruhi
(diperkuat atau diperlemah) oleh variabel moderator.
4.
Variabel intervening
Variabel
ini sering disebut juga variabel mediating, yaitu variabel yang mempengaruhi
antara variabel independen dengan variabel dependen sehingga menjadi hubungan
tidak langsnung. Variabel intervening adalah variabel yang terletak diantara
variabel independen dan variabel dependen.
5.
Variabel ektrani (extraneous variable)
Variabel
ekstrani (extraneous variable) adalah variabel yang dapat mempengaruhi hubungan
kausal antara variabel independen dengan variabel dependen. Variabel ini
variabel yang diharapkan (undesirable) karena variabel ini akan menambah
kesalahan dalam eksperimen atau penelitian yang dilakukan. Tujuan utama dari
desain penelitian adalah menguarangi atau mengontrol pengaruh dari variabel ini
sebanyak mungkin.
(Variabel,
M. Iqbal Hasan, 2002 : 17)
Variabel adalah
konstruk yang sifat-sifatnya sudah diberi nilai-nilai dalam bentuk bilangan,
atau konsep yang mempunyai dua nilai atau lebih pada suatu kontinum. Nilai
suatu variabel dapat dinyatakan dengan angka atau kata-kata. Contoh : umur,
kepadatan penduduk, jenis kelamin, produksi.
(
Variabel, Kuswaya Wihardit, 1997 : 18-21)
Variabel yang terdapat
dalam penelitian :
1. Variabel
Independen (VAIN)
VAIN atau variabel penetu adalah
variabel stimulus atau input, yang kita gunakan untuk memprediksikan variabel
dependen. Ini faktor yang diukur , dimanipulasikan atau dipilih oleh peneliti
untuk menentukan adanya hubungan dengan fenomena yang diamati. Variabel
independen berfungsi menerangkan hasil yang terjadi pada variabel dependen.
2. Variabel
Dependen (VADE)
VADE adalah variabel terikat atau
variabel respon atau output. VADE adalah aspek yang diamati dan akan kita ukur
sebagai suatu hasil dari dimanipulasikannya atau distimulasinya VAIN. VADE
adalah faktor yang diobservasi dan diukur untuk menentukan pengaruh dari VAIN.
3. Variabel
Moderator (VAMO)
Variabel moderator adalah variabel
perentara.
4. Variabel
Kontrol (VAKON)
VAKON adalah faktor-faktor yang
dikontrol oleh peneliti untuk membuang atau menetralisir pengaruh yang mungkin
terjadi pada fenomena yang diamati, yang dalam hal ini adalah hubungan antara
VAIN dan VADE.
5. Variabel
Intervening (VANING)
Secara teoritis VANING adalah variabel yang ikut
mempengaruhi VADE, tetapi tidak secara nyata kelihatan , tidak dapat diukur
atau dimanipulasi.
(
Variabel, Sumadi Suryabrata, 2003 : 25-29)
Identifikasi,
Klasifikasi, dan Pemberian Definisi Variabel-Variabel
a. Mengidentifikasi
Variabel
Istilah variabel dapat diartikan bermacam-macam.
Dalam tulisan ini variabel diartikan sebagai segala sesuatu yang akan menjadi
objek pengamatan penelitian. Sering pula dinyatakan variabel penelitian itu
sebagai faktor-faktor yang berperanan dalam peristiwa atau gejala yang akan
diteliti. Apa yang merupakan variabel dalam sesuatu penelitian ditentukan oleh
landasan teoritisnya, dan ditegaskan oleh hipotesis penelitiannya. Kecakapan
mengidentifikasi variabel penelitian adalah keterampilan yang berkembang karena
latihan dan pengalaman. Kecuali dengan melakukan penelitian, keterampilan, ini
juga dapat dikembangkan melalui kegiatan-kegiatan seminar usaha penelitian.
b. Klasifikasi
Variabel
Variabel-variabel yang telah
diidentifikasi perlu diklasifikasikan, sesuai dengan jenis dan peranannya dalam
penelitian. Klasifikasi ini sangat perlu untuk penentuan alat pengambilan data
apa yang akan digunakan dan metode analisis mana yang sesuai untuk diterapkan.
Menurut fungsinya didalampenelitian,
orang sering membedakan anatara variabel , tergantung disatu pihak dan
variabel-variabel bebas, kendali, moderator, dan rambang dilain pihak.
Pembedaan ini didasarkan atas pola pemikiran hubungan sebab akibat.
Dalam mengklasifikasikan variabel
menurut peranannya dalam penelitian ini biasanya orang memulai dengan mengidentifikasi
variabel tergantungnya.
c. Merumuskan
Definisi Operasional Variabel-Variabel
Definisi operasioanal adalah definisi
yang didasarkan atas sifat-sifat yang didefinisikan yang dapat diamati
(diobservasi). Konsep dapat diamati atau diobservasi ini penting, karena hal
yang dapat diamati itu membuka kemungkinan bagi orang lain selalin peneliti.
(
Variabel, R.D. Mason, dan D.A. lind, alih bahasa oleh Ellen G. Sitompul dkk,
1996 : 11-12)
Ada dua tipe dasar data
: (1) data yang diperoleh dari populasi kualitatif dan (2) data yang diperoleh
dari populasi kuantitatif. Jika karakteristik tertentu atau variabel yang akan
dipelajari bukan angka (numerik), maka disebut Variabel Kualitatif atau Atribut. Contoh, jenis kelamin, agama,
tipe kendaraan, negara asal, dan warna mata. Bila data yang akan dipelajari
kualitatif , kita biasanya tertarik pada beberapa banyak atau berapa proporsi
yang masuk pada setiap kategori, misalnya berapa persen dari populasi yang bermata biru?.
Jika variabel yang akan dipelajari dapat disajikan dalam bentuk angka, variabel
tersebut disebut Variabel Kuantitatif,
dan populasinya disebut populasi kuantitatif. Contoh variabel kuantitatif
adalah perimbangan pada rekening koran anda, umur direktur perusahaan, daya
tahan accu mobil, dll. Variabel
kuantitatif ada yang diskrit dan kontinu. Variabel
Diskrit hanya dapat mempunyai nilai-nilai tertentu dan biasanya ada “jarak”
diantara nilai-nilainya. Contoh, banyaknya kamar tidur disebuah rumah (1,2,3,4
dan seterusnya), banyaknya kendaraan yang tiba disuatu pintu pembayaran tol
semarang, selama satu jam (16,19,30, dan seterusnya). Dan pengamatan dari suatu
Variabel Kontinu dapat mengambil
sembarang nilai pada suatu selang tertentu. Contoh-contoh variabel kontinu
adalah tekanan udara pada ban dan berat pengapalan padi (yang mana tergantung
pada ketelitian skala, mungkin 15,0 ton, 15, 01 ton, dan seterusnya). Ciri
utamanya variabel kontinu hasil dari mengukur sesuatu.
(
Variabel, Paham Ginting, Syafrizal Helmi S. 2008 . 97)
Variabel adalah sesuatu
yang dapat membedakan atau mengubah variasi pada nilai. Nilai dapat berbeda
pada waktu yang berbeda untuk obyek atau orang yang sama, atau nilai dapat
berbeda dalam waktu yang sama untuk obyek atau orang yang berbeda.
C.
SKALA
(
Skala, M. Iqbal Hasan, 2002 : 20)
Pengukuran adalah
penggunaan aturan untuk menetapkan bilangan pada obyek atau peristiwa.
(halaman
26-27)
Pengukuran adalah usaha
untuk memberikan nomor pada benda-benda atau peristiwa-peristiwa menurut suatu
aturan tertentu. Jadi, pengukuran pada dasarnya merupakan penggambaran suatu
hubungan.
Skala pengukuran dapat
dibedakan atas empat macam , yaitu sebagai berikut.
a. Skala
Nominal
Yaitu skala yang diberikan pada obyek
atau ketegori yang tidak menggambarkan kedudukan obyek atau kategori tersebut
terhadap obyek atau kategori lainnya tetapi hanya sekedar label atau kode saja.
Skala ini hanya mengelompokkan obyek/kategori ke dalam kelompok tertentu.
Skala ini mempunyai 2 ciri, yaitu
sebagai berikut.
·
Kategori data bersifat saling lepas
(satu obyek hanya masuk pada satu kelompok saja)
·
Kategori data tidak disusun secara
logis.
Contoh
: jenis kelamin manusia 1 untuk pria, dan 0 untuk wanita.
b. Skala
Ordinal
Yaitu skala dimana oenomoran obyek /
kategori disusun menurut besarnya yaitu dari tingkat terendah ketingkat
tertinggi atau sebaliknya dengan jarak rentang yang tidak harus sama. Skala
ini, memiliki ciri seperti pada ciri skala nominal ditambah dengan kategori
data dapat disusun berdasarkan urutan logis dan sesuai dengan besarnya
karakteristik yang dimiliki.
Contoh: merubah nilai ujian ke nilai
prestasi, yaitu :
·
Nilai dari 80 – 100 adalah A,
·
Nilai dari 65 – 79 adalah B,
·
Nilai dari 55 – 64 adalah C,
·
Nilai dari 45 – 54 adalah D,
·
Nilai dari 0 – 43 adalah E.
c. Skala
Interval
Yaitu skala dimana obyek / kategori
dapat diurutkan berdasarkan suatu atribut yang memberikan informasi, tentang
interval antara tiap obyek / kategori sama. Besarnya interval dapat ditambah
atau dikurangi.
Skala ini, meiliki ciri yang sama dengan
ciri skala ordinal ditambah satu ciri lagi, yaitu urutan kategori data
mempunyai jarak yang sama. Pada skala ini, yang dijumlahkan bukanlah kuantitas
atau besaran, melainkan interval dan tidak terdapat titik nol absolut.
d. Skala
Rasio
Yaitu skala yang memiliki sifat-sifat skala nominal,
skala ordinal, dan skala interval, dilengkapi dengan titik nol absolut dengan
makna empiris. Karena terdapat angka nol, maka pada skala ini dapat dibuat
perkalian atau pembagian. Angka pada skala menunjukkan ukuran yang sebenarnya
dari obyek / kategori yang diukur.
(Skala,
M. Iqbal Hasan, 2002 :70)
Skala pengukuran
merupakan kesepakatan yang digunakan sebagai acuan untuk menentukan panjang
pendekmya interval yang ada dalam alat ukur, alat ukur tersebut dugunakan dalam
pengukuran akan menghasilkan data kuantitatif (sugiyono, 2001 :84)
(Skala,
Sugiyono, 1999, 86 - 92 )
Para ahli sosial
membedakan dua tipe skala menurut fenomena sosial yang diukur yaitu :
1. Skala
pengukuran untuk mengukur perilaku sosial dan kepribadian
2. Skala
pengukuran mengukur berbagai aspek budaya lain dan lingkungan sosial.
Berbagai skala yang
dapat digunakan untuk penelitian bisnis antara lain :
1. Skala
Likert
skala likert digunakan untuk mengukur
sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena
sosial. Dalam penelitian sosial ini telah ditetapkan secara spesifik oleh
peneliti, yang selanjutnya disebut sebagai variabel penelitian.
dengan skala likert, maka variabel yang diukur dijabarkan menjadi indikator
variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk
menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan dan pertanyaan.
2. Skala Guttman
Skala pengukuran dengan tipe ini, akan
didapat jawaban yang tegas, yaitu “ya-tidak”, “benar-salah”, “pernah-tidak
pernah”, “positif-negatif”, dan lain-lain.
3. Semantic
Deferential
Skala pengukuran yang berbentuk semantic
deferential dikembangkan oleh osgood. Skala ini juga digunakan untuk mengukur
sikap, hanya bentuknya tiada pilihan ganda maupun cheklist, tetapi tersusun
dalam satu garis kontinum yang jawabannya sangat positifnya terletak dibairin
kanan garis, dan jawabannya yang sangat negatif terletak dibagian kiri garis
atau sebaliknya. Data yang diperoleh adalah data interval, dan biasanya skala
ini digunakan untuk mengukur sikap / karakteristik tertentu yang dipunyai oleh
seseorang.
4. Rating
Scale
Dari tiga skala pengukuran seperti yang telah
dikemukakan, data yang diperoleh semuanya adalah data kualitatif yang kemudian
dikuantitatifkan. Tetapi dengan rating scale data mentah yang diperoleh berupa
angka kemudian ditafsirkan dalam pengertian kualitatif. Rating Scale lebih
fleksibel, tidak terbatas untuk pengukuran sikap saja tetapi untuk mengukur
persepsi responden terhadap fenomena lainnya, seperti skala untuk mengukur
status sosial ekonomi, kelembagaan, pengetahuan, kemampuan, proses kegiatan dan
lain-lain.
(Skala,
Erlina, 2011, 48 – 49)
Pengukuran merupakan
suatu proses pemberian angka atau simbol pada karakteristik atau property
sesuai dengan aturan atau prosedur yang telah ditetapkan. Pengukuran variabel
menggunakan skala. Masing-masing skala mempunyai karakteristik yang berbeda,
yang satu lebih lengkap dari yang lain. Berikut ini karakteristik skala
pengukuran :
1. Menunjukkan
perbedaan tingkatan, yang satu lebih tinggi atau lebih rendah dari yang lain.
2. Menunjukkan
jarak perbedaan, kategori yang satu mempunyai perbedaan perbedaan jarak yang
sama dengan kategori yang lain.
3. Menunjukkan
perbandingan, kategori yang satu bisa dibandingkan dengan yang lain.
(Skala,
J. Supranto, 1997, 110)
Pengukuran ialah
pemberian angka / nilai pada atribut suatu
elemen. Elemen ialah sesuatu yang
menjadi objek penelitian, misalnya orang (pelanggan, karyawan, petani, dll),
barang (mobil, televisi, sabun cuci ), unit organisi (perusahaan, departemen,
restoran,dll). Atribut atau karakteristik ialah ciri, sifat, atau hal-hal yang
dimiliki elemen (semua keterangan mengenai elemen), misalnya nasabah bank, atributnya
: harga, besarnya CC, penggunaan bahan bakar untuk menempuh jarak tertentu ;
perusahaan, atributnya jumlah modal, hasil penjualan, jumlah laba.
D.
HIPOTESIS
(
Hipotesis, M. Iqbal Hasan, 2002, 50-51 )
Hipotesis adalah
jawaban yang bersifat sementara terhadap masalah penelitian yang kebenarannya
masih lemah, sehingga harus diuji secara empiris (hipotesis berasal dari kata “hypo” yang
berarti dibawah dan “thesa” yang berarti kebenaran).
Hipotesis adalah
proposisi yang masih bersifat sementara dan masih harus diuji kebenarannya.
Proposisi adalah pernyataan tentang suatu konsep.
Ciri-Ciri Hipotesis
yang Baik
Suatu hipotesis
dianggap baik, apabila memenuhi beberapa kriteria sebagai berikut
1. Hipotesis
harus menyatakan hubungan
2. Hipotesis
harus sesuai fakta
3. Hipotesis
harus sesuai dengan ilmu, serta sesuai dan tumbuh dengan ilmu pengetahuan
4. Hipotesis
harus dapat diuji
5. Hipotesis
harus sederhana
6. Hipotesis
harus dapat menerangkan fakta
Pendapat lain,
mengatakan bahwa sebuah hipotesis penelitian dikatakan baik apabila memiliki
ciri-ciri seperti berikut.
1. Mempunyai
rujukan empiris
2. Bersifat
spesifik
3. Dapat
dihubungkan dengan teknik penelitian yang ada
4. Berkaitan
dengan teori.
(Hipotesis,
Erlina, 2011, 41-42)
Hipotesis adalah
proposisi yang dirumuskan dengan maksud untuk diuji secara empiris. Proposisi
merupakan ungkapan atau pernyataan yang dapat dipercaya, disangkal atau diuji
kebenarannya mengenai konsep atau konstruk yang menjelaskan atau memprediksi
fenomena-fenomena. Dengan demikian hipotesis merupakan penjelasan sementara
tentang perilaku, fenomena atau keadaan tertentu yang telah terjadi atau akan
terjadi.
Fungsi Hipotesis
Hipotesis menyatakan
hubungan yang diduga secara logis antara dua variabel atau lebih dalam rumusan
proposisi yang dapat diuji secara empiris. Hipotesis dalam penelitian
kuantitatif mempunyai tujuan sebagai berikut :
·
Menjelaskan masalah penelitian dan
pemecahannya secara rasional
·
Menyatakan variabel-variabel penelitian
·
Sebagai pedoman untuk memilih metode
pengujian data
·
Menjadi dasar untuk membuat kesimpulan.
(
Hipotesis, R.D. Mason, dan D.A. lind, alih bahasa oleh Ellen G. Sitompul dkk,
1996 : 371-378)
Hipotesis adalah suatu
pernyataan mengenai nilai suatu parameter populasi yang dikembangkan untuk
maksud pengujian.
Ada suatu prosedur yang
terdiri dari lima langkah yang membuat pengujian hipotesis menjadi lebih
sistematis, yaitu :
1. Rumuskan
Hipotesis Nol dan Hipotesis Alternatif
Hipotesis nol adalah suatu pernyataan
mengenai nilai parameter populasi, sedangkan hipotesis alternatif adalah suatu
pernyataan yang diterima jika data sampel memberikan bahwa hipotesis nol adalah
salah.
2. Pilih
Suatu Taraf Nyata
Merupakan probabililitas menolak
hipotesis nol bilamana hipotesis nol tersebut adalah benar.
3. Tentukan
uji statistik
Uji statistik merupakan suatu nilai,
ditentukan berdasar informasi dari sampel, yang digunakan untuk menentukan
apakah akan menerima atau menolak hipotesis.
4. Buat
aturan pengambilan keputusan
Aturan pengambilan keputusan merupakan
pernyataan mengenai kondisi dimana hipotesis nol ditolak dan kondisi dumana
hipotesis nol tidak ditolak.
5. Ambillah
sampel, ambil keputusan
(Hipotesis,
Sugiyono, 1999, 51)
Hipotesis merupakan
jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, oleh karena itu rumusan
masalah penelitian biasanya disusun dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan
sementara, karena jawaban yang di berikan baru didasarkan pada teori yang
relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui
pengumpulan data
(Hipotesis,
Sugiyono, 1999, 54-58)
Terdapat dua macam
hipotesis penelitian yaitu hipotesis kerja dan hipotesis nol. Hipotesis kerja
dinyatakan dalam kalimat positif dan hipotesis nol dinyatakan dalam kalimat
negatif.
Bentuk-Bentuk Hipotesis
a. Hipotesis
Deskriptif
Hipotesis deskriptif merupakan jawaban sementara
terhadap masalah deskriptif, yaitu berkenaan dengan variabel mandiri.
b. Hipotesis
Komparatif
Hipotesis Komparatif merupakan jawaban
sementara terhadap rumusan masalah komparatif. Pada rumusan ini variabelnya
sama tetapi populasi atau sampelnya yang berbeda, atau keadaan itu terjadi pada
waktu yang berbeda.
c. Hipotesis
Asosiatif
Hipotesis Asosiatif adalah jawaban sementara
terhadap rumusan masalah asosiatif, yaitu yang menanyakan hubungan antaradua
variabel atau lebih.
(Hipotesis,
Sugiyono, 1999, 60)
Karakteristik Hipotesis
yang Baik
a. Merupakan
dugaan terhadap keadaan variabel mandiri, perbandingan keadaan variabel pada
berbagai sampel, dan merupakan dugaan tentang hubungan antara dua variabel atau
lebih. Pada umumnya hipotesis deskriptif tidak dirumuskan.
b. Dinyatakan
dalam kalimat yang jelas, sehingga tidak menimbulkan berbagai penafsiran.
c. Dapat
diuji dengan data yang dikumpulkan dengan metode-metode ilmiah.
(
Hipotesis, Paham Ginting, Syafrizal Helmi S. , 2008 , 99-100 )
Hipotesis adalah
kesimpulan yang diperoleh dari penyusunan kerangka pikiran, berupa proporsi
dedukasi. Merumuskan hipotesis berarti membentuk proposisi yang sesuai dengan
kemungkinan-kemungkinannya serta tingkat-tingkat kebenarannya.
Beberapa syarat logika
yang harus tergantung dalam hipotesis itu antara lain :
1. Dapat
menjelaskan kenyataan yang menjadi masalah dan dasar hipotesis itu
2. Mengandung
sesuatu yang mungkin
3. Dapat
mencari hubungan kausal dengan argumentasi yang tepat
4. Dapat
diuji kebenarannya maupun kesalahannya.